momotor.id - Mulai April 2023, masyarakat bisa mulai mendaftarkan diri untuk mendapat subsidi konversi motor bensin menjadi motor listrik. Lalu, apa saja syarat untuk mendapat subsidi konversi ke motor listrik ini?
Syarat motor yang bisa mendapat subsidi konversi ke motor listrik ini sudah pernah diungkapkan oleh Sekjen Kementerian ESDM, Rida Mulyana. Menurutnya ada tiga kriteria motor yang bisa mendapat bantuan konversi ke motor listrik.
Pertama, motor yang ingin dikonversi merupakan kendaraan untuk mobilitas sehari-hari. Pemerintah tak memberi ruang bagi motor yang sudah rusak untuk dikonversi menjadi motor listrik.
"Syaratnya ada tiga kelompok, saya mulai dari motornya sendiri, pak motor seperti apa sih? Kalau yang sudah mogok jangan-lah, untuk yang sudah mati dihidupkan lagi melalui konversi. Ini yang masih layak jalan artinya yang biasa kita pakai keseharian dan kemudian itu kita konversi," ujar Rida.
Kemudian dari sisi administrasinya, kata Rida, harus ada STNK dan BPKB. Intinya, motor yang ingin dikonversi tersebut merupakan kendaraan legal.
Pemerintah juga mengerucutkan kubikasi mesin yang bisa mendapatkan subsidi motor listrik. Motor mesin 250 cc yang kebanyakan diisi oleh motor sport fairing, apalagi motor gede, tidak termasuk.
"Kalau bicara cc-nya mungkin di antara 110-150 cc, moge tidak termasuk itu. Mungkin kalau teman-teman lagi senang tulis moge, tidak termasuk itu," kata dia.
Baca juga: Mau Menang Banyak Beli Motor Listrik Subsidi Terus Dijual Lagi? Oh Tidak Bisa, Gini Kata Pak Menteri
Adapun bantuan konversi dari motor bensin menjadi motor listrik ini berlaku selama dua tahun yakni tahun 2023 dan 2024. Tahun ini, targetnya ada 50 ribu unit motor yang dikonversi menjadi motor listrik.
Sementara pada tahun 2024, ditargetkan ada 150 ribu unit motor yang dikonversi menjadi molis.
Saat ini, ada 21 bengkel konversi yang mengantungi sertifikat dari Kementerian Perhubungan. Kapasitas konversinya mencapai 1.900 unit per bulan. Jumlah ini juga rencananya akan diperbanyak guna memudahkan masyarakat.
