momotor.id - Menggunakan bahan bakar yang tepat sesuai rekomendasi pabrikan sangat dianjurkan bagi pemilik sepeda motor. Untuk mengetahui jenis bahan bakar apa yang tepat untuk sebuah motor, sebenarnya bisa dilihat dari rasio kompresi mesin. Atau cara lebih mudah dengan melihat petunjuk di buku manual setiap model motor.
Memilih jenis bahan bakar yang tepat untuk sepeda motor penting untuk diketahui. Pasalnya, pemilihan bahan bakar yang digunakan berdampak cukup besar pada performa sepeda motor.
Karena penggunaan bahan bakar bensin yang tepat akan membuat proses pembakaran di ruang mesin sepeda motor menjadi lebih sempurna. Selain itu, konsumsi bahan bakar akan menjadi lebih irit dan umur mesin menjadi lebih panjang.
Salah satu cara menentukan jenis bahan bakar yang harus digunakan adalah mengetahui rasio kompresi mesin pada motor. Semakin tinggi rasio kompresinya, maka dibutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi pula.
Rasio kompresi mesin adalah rasio antara volume silinder dan ruang bakar ketika piston berada di titik mati bawah (TMB) dengan volume ruang bakar saat piston berada di titik mati atas (TMA). Misalnya, silinder dan ruang bakar dengan piston berada di titik mati bawah berisi 1000 cc udara. Ketika piston telah pindah ke titik mati atas, volume tersisa di ruang bakar menjadi 100 cc, maka rasio kompresi akan proporsional digambarkan sebagai 1000:100, atau dengan pecahan pengurangan, rasio kompresi 10:1.
Selain rasio kompresi mesin, pemilik motor juga perlu mengetahui perbedaan RON setiap jenis bahan bakar. Satuan oktan bahan bakar dikenal dengan Research Octane Number (RON). Di Indonesia tersedia pilihan bensin dengan nilai oktan terendah RON 88 hingga tertinggi RON 98.
Baca juga: Perbandingan Rem Cakram dan Tromol, Simak Kelebihan dan Kekurangannya
Nilai oktan merupakan angka yang menunjukan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Semakin tinggi nilai RON maka semakin tinggi rasio kompresinya sehingga semakin besar tenaga yang dapat dihasilkan.
Dengan kata lain, semakin tinggi angka RON maka dibutuhkan tekanan lebih tinggi dan waktu proses pembakaran yang lebih lama. Hal ini berlaku sebaliknya dengan bahan bakar oktan lebih rendah.
Efek penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai
Efek penggunaan bahan bakar yang tak sesuai dengan spesifikasi mesin dalam jangka panjang, bisa menimbulkan masalah pada mesin, salah satunya adalah knocking atau mesin mengelitik. Knocking terjadi akibat ledakan pembakaran tak seirama dengan proses kompresi bahan bakar oleh piston.
Munculnya knocking pada bagian mesin ini bersumber pada ruang bakar. Pada saat pembakaran campuran bensin dan udara tidak sempurna, maka akan menciptakan ledakan bola api. Abnormalnya, pembakaran ini bisa terjadi ketika bahan bakar dan udara yang disemprotkan ke ruang bakar mengalami pembakaran secara prematur bahkan sebelum busi memercik atau misfire.
Kondisi tersebut membuat piston dan stang piston bergetar. Jika kondisi itu dibiarkan terjadi dalam waktu lama, maka akan terjadi keausan pada bearing stang piston. Pergerakan pada piston pun akan terganggu dan mesin tidak bekerja secara efisien kembali. Tidak heran ketika knocking terjadi dan dibiarkan, maka performa mesin menurun.
Baca juga: Tiga Penyebab yang Bikin Motor Matic Loyo Melahap Tanjakan
Selain itu, pembakaran yang tidak sempurna di ruang bakar akan menimbulkan penumpukan deposit sisa pembakaran. Kondisi ini akan membuat ruang bakar menjadi kotor.
Dengan kata lain, penggunaan bensin dengan oktan tinggi tak membuat kerja mesin jadi lebih baik jika tak sesuai dengan spesifikasi mesinnya. Selain masalah pemilihan bahan bakar, perawatan berkala juga perlu dilakukan untuk menjaga performa motor jadi tetap optimal.