momotor.id - Capacitor Discharge Ignition atau CDI merupakan komponen motor yang memiliki peran penting dalam sistem pengapian. Bila terganggu, maka motor akan sulit dinyalakan.
CDI menjadi komponen vital dalam sistem pengapian pada sepeda motor lantaran pembakaran sempurna bisa terjadi apabila percikan api yang dihasilkan oleh busi terintegrasi melalui CDI terlebih dahulu.
Apabila dilihat dari bentuk fisiknya, bentuknya simpel dan cocok digunakan pada mesin sepeda motor yang ruangnya tidak luas. Boleh dikatakan, CDI merupakan rangkaian sistem pengapian pada mesin yang terdapat pada motor maupun mobil.
Arus listrik tegangan tinggi akan dialirkan dan menciptakan induksi dalam sebuah ignition coil. CDI akan bekerja untuk mengatur kapan waktunya percikan api dari busi bisa digunakan pada bahan bakar yang telah dipadatkan piston.
Fungsi CDI motor besar pengaruhnya pada sistem pengapian mesin motor dan mempengaruhi performanya. Karena pengapian yang dihasilkan mampu membakar bahan bakar dengan baik, maka panas yang dihasilkan oleh mesin akan maksimal.
Baca juga: Apakah Rem ABS Pada Motor Perlu Perawatan Khusus? Sebenarnya Nggak, Tapi…
Panas yang dihasilkan oleh mesin akan membuat kinerja motor jadi optimal. Karena pembakaran yang terjadi akan menciptakan perubahan kimia menjadi panas yang diubah lagi menjadi energi gerak pada motor.
Jadi fungsi CDI bukan hanya untuk menyalakan kendaraan saja, tetapi juga untuk menjaga gerak atau laju motor. Jenis CDI yang tepat pada motor akan mempengaruhi laju kendaraan.
Saat ini, sistem CDI terbagi dua jenis yakni sederhana dan modern. Berikut penjelasan selengkapnya dari tiap jenis CDI.
Versi sederhana
Pada versi sederhana, CDI memanfaatkan platina yang berfungsi sebagai pengalir arus pada kapasitor. CDI tidak akan bekerja sebelum kontak motor diubah menjadi ON.
Mulai dari sini, akan tercipta aliran arus baterai CDI. Arus tersebut akan melewati konverter dan meningkatkan tegangan baterai sampai 300 volt. Sampai pada tahapan ini, mesin masih belum menyala dan arus tertahan pada kapasitor. Namun ketika mesin menyala, maka sinyal akan dikirimkan ke PWM dari pick up coil.
Sinyal yang dikirimkan sesuai dengan RPM mesin dan muncul pulse tertentu yang dikirimkan ke SCR. Dari SCR inilah arus kapasitor akan dialihkan. Ketika rangkaian baterai terputus, maka kapasitor langsung terhubung ke ignition coil.
Otomatis muncul magnet pada kumparan primer yang besar, yang mana kemagnetan akan menciptakan induksi kumparan sekunder dan tegangan bisa jadi 7 kali lebih besar. Output tersebut yang menjadi penyebab busi menciptakan percikan api.
Baru dari percikan api tersebutlah, pembakaran bahan bakar kendaraan bisa terjadi dan mesin akan langsung menyala.
Versi modern
Pada versi modern, CDI lebih awet karena tidak ada komponen platina melainkan pulse igniter. Fungsinya adalah mengirim sinyal PWM sesuai dengan waktu mesin digunakan.