momotor.id - Honda Motor Jepang kabarnya telah mendaftarkan paten gambar ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada Oktober 2023. Paten gambar yang didaftarkan ini mirip seperti Honda Giorno yang merupakan skutik bergaya retro.
Hingga kini, Honda Giorno memang belum mengaspal di Indonesia. Namun pendaftaran paten tersebut membuka kemungkinan kehadiran Giorno di tanah air, setelah sebelumnya resmi mengaspal di Thailand pada Agustus 2023.
Untuk pasar Thailand, motor ini diberi nama New Giorno+ 125. Dari sisi tampilan, New Giorno+ tampil berbeda dari skutik-skutik klasik Honda sebelumnya seperti Scoopy.
Bila Scoopy mengusung bentuk imut-imut, New Giorno+ punya bodi bongsor seperti skutik-skutik buatan Vespa atau Lambretta. Di segmen skutik klasik buatan Jepang, New Giornio+ bersaing dengan Suzuki Saluto dan Yamaha Grand Filano.
Soal fitur, New Honda Giorno+ telah dibekali sistem pengereman ABS (Anti-lock Braking System) di roda depan, sistem smart key, lampu-lampu full LED, port pengisian USB, serta panel instrumen full digital. Bagian bagasi di bawah jok skutik ini juga sangat besar, bisa menampung berbagai barang bawaan.
Honda Giorno biasa dipasarkan dengan mesin kapasitas 50 cc di Jepang. Namun di Thailand, Giorno terbaru mendapatkan upgrade mesin baru dengan kapasitas 125 cc, eSP+, 4 katup, berpendingin cairan.
Bila jadi masuk Indonesia, Honda Giorno bakal head to head dengan Yamaha Grand Filano. Di Thailand, skutik ini ditawarkan dalam dua varian yakni standard dan ABS. Versi standard dihargai 61.900 baht atau sekitar Rp26,8 juta. Sedangkan varian ABS dibanderol 66.900 baht atau sekitar Rp29 juta.
Baca juga: Tips Modif Suzuki GSX R150 Supaya Tenaga Badak Melonjak Pesat: Kuncinya Ada di Komponen-komponen Ini
Bila melihat rentang harga tersebut, memang beririsan dengan Yamaha Grand Filano yang dibanderol mulai dari Rp26.750.000 hingga Rp27.500.000 (harga OTR DKI Jakarta per Desember 2023).
Di Thailand, New Giorno+ tak menggunakan rangka eSAF dan menggunakan rangka tubular dari pipa seperti skutik pada umumnya. Jika benar-benar masuk Indonesia, menarik melihat apakah nantinya rangkanya tetap memakai tubular atau berubah menjadi eSAF.