momotor.id - Salah satu perawatan berkala yang perlu dilakukan pada motor adalah ganti oli. Namun bagi mereka yang jarang menggunakan motor, mungkin bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk melakukan ganti oli.
Bila motor rutin digunakan untuk aktivitas sehari-hari, oli mesin bisa diganti ketika jaraknya sudah mencapai 4.000-5.000 km. Jika jarak ini sudah tercapai dalam waktu dua bulan, maka ganti oli perlu dilakukan tiap dua bulan.
Patokan ini pun bisa diterapkan pada motor yang jarang dipakai sebagai waktu untuk ganti oli. Bila jarak 5.000 km baru tercapai setelah satu tahun, maka oli bisa diganti tiap satu tahun.
Namun memang ada pabrikan yang merekomendasikan di buku pedomannya untuk melakukan penggantian oli berdasarkan mana yang tercapai lebih dulu, jarak atau waktu. Misalnya, ada yang menulis penggantian oli dilakukan tiap 4.000 km atau maksimal tiap 3 bulan/4 bulan.
Jika motor jarang digunakan, maka ada baiknya mengikuti rekomendasi buku manual dari pabrikan dengan melakukan penggantian oli tiap tiga atau empat bulan sekali meski jarak tempuh belum mencapai 4.000 km.
Ada alasan tertentu mengapa oli mesin motor tetap perlu diganti meski jarang dipakai. Ini karena oli akan bercampur dengan komponen mesin lainnya seperti bubuk gram, dan sebagainya.
Dan dalam jangka waktu tertentu, oli yang sudah ada di dalam mesin kualitasnya bisa menurun. Jika viskositas oli sudah berubah, maka kemampuannya dalam melumasi komponen mesin pun sudah tidak maksimal.
Baca juga: Update Aplikasi MyAlva: Bisa Kirim Notifikasi ke Kontak Darurat Kalau Motor Jatuh
Adapun pada motor keluaran terkini, beberapa model telah dilengkapi indikator digital untuk penggantian oli. Saat oli mesin sudah perlu diganti, maka indikator ini akan menyala.
Dengan begitu, pemilik motor tak perlu repot lagi mengecek perubahan warna pada oli mesin dengan membuka dipstick untuk memastikan apakah kualitasnya masih bagus atau tidak.