Lima Kebiasaan yang Bikin Komponen CVT Motor Cepat Rusak, Termasuk Sering Nahan…

momotor.id - Salah satu faktor yang membuat usia pakai pada komponen CVT motor tak berumur panjang adalah kebiasaan pengemudi. Apa saja kebiasaan yang membuat komponen CVT motor cepat rusak?

Perlu diketahui, komponen pada CVT memungkinkan motor mengubah transmisi tanpa harus melakukan perpindahan gigi secara manual.

Hal ini membuat motor matic lebih praktis dalam penggunaannya. Karena cukup praktis, mungkin hal ini membuat beberapa pengguna terlalu abai dalam penggunaannya.

Termasuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang justru dapat merusak komponen CVT motor. Setidaknya ada lima kebiasaan yang bisa membuat usia pakai komponen CVT motor menjadi lebih pendek. Berikut penjelasan lima kebiasaan yang membuat komponen CVT motor lebih cepat rusak.

Jarang ganti oli gardan

Durasi pemakaian oli gardan memang lebih panjang ketimbang oli mesin. Namun bukan artinya tak perlu diganti.

Oli gardan atau oli transmisi berfungsi sebagai pelumas pada bagian transmisi motor matic. Oli ini juga untuk melumasi komponen CVT seperti gear, roller, dan bearing.

Sama seperti oli mesin, kualitas oli gardan akan menurun seiring usia pemakaian. Bila sudah tak bagus, oli gardan tak lagi bisa melumasi gesekan dalam komponen CVT secara optimal.

Lama kelamaan, komponen CVT justru bisa jadi korbannya jika oli gardan tak kunjung diganti. Idealnya, oli gardan bisa diganti setiap dua kali ganti oli mesin. Jadi, penggantian oli mesin yang kedua bisa dibarengi dengan penggantian oli gardan.

Beban berlebih

Setiap motor punya kapasitas maksimal membawa beban yang bisa diangkutnya. Jika dipaksakan membawa beban melebihi kapasitasnya, maka akan membuat CVT bekerja lebih keras yang mengakibatkan komponen di dalamnya lebih cepat aus.

Selain lebih cepat aus, beban berlebih juga membuat konsumsi bahan bakar motor menjadi lebih boros.

Sering menahan gas

Saat melewati jalan macet atau menanjak, pengendara motor mungkin ada yang punya kebiasaan menahan gas. Kebiasaan ini tak bagus efeknya pada CVT karena bisa menyebabkan panas berlebih.

Komponen CVT yang bisa terkena dampaknya akibat kebiasaan ini adalah roller dan belt. Selain mengakibatkan panas berlebih, kebiasaan ini juga membuat komponen CVT lebih cepat aus.

Baca juga: Perbedaan Teknik Modifikasi Porting dan Bore Up Pada Motor, Sekilas Mirip Tapi…

Memaksa tetap berkendara saat motor tidak sehat

Motor yang sedang tidak sehat biasanya menampilkan berbagai gejala. Misalnya menyemburkan asap putih dari knalpot hingga terasa berkurang tenaganya.

Beberapa pengendara motor mungkin sudah menyadari kondisi ini. Namun tetap memaksakan penggunaan motor meski kendaraannya sedang tidak sehat.

Efeknya, biaya perbaikan akan lebih besar karena penyakit pada komponen lain bisa saja merembet ke CVT. Karena itu, ada baiknya motor diperbaiki lebih dulu sebelum digunakan kembali beraktivitas.

Jarang service

Ini termasuk kebiasaan yang fatal karena kondisi motor jadi tidak terpantau. Pengecekan komponen CVT seperti roller, belt, dan sebagainya perlu dilakukan tiap perawatan berkala agar performa motor tetap optimal.

Misalnya pada belt yang sudah aus, lama kelamaan bisa putus dan motor bisa mogok mendadak saat masih dalam perjalanan.

belt CVT CVT motor kebiasaan Roller rusak

Rekomendasi Motor Bekas