momotor.id - Perlu diketahui keberadaan motor matic saat ini menjadi pilihan bagi begitu banyak orang. Hal tersebut terjadi bukan tanpa sebab, melainkan memang pengguna kendaraan motor matic cukup banyak karena kita hanya perlu mengontrol gas dan rem, tanpa perlu memikirkan penggunaan gigi agar bisa berjalan.
Pada dasarnya motor matic ini menggunakan sistem transmisi otomatis atau yang biasa disebut dengan CVT (Continously Variable Transmission). Yang kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan transmisi manual yaitu meneruskan daya putar mesin ke roda belakang agar motor bisa bergerak.
Sistem ini memanfaatkan komponen bernama V-Belt untuk meneruskan putaran mesin ke bagain roda belakang. Komponen tersebut berbahan dasar karet yang memiliki kekuatan dan ketahan yang cukup baik agar bisa tahan terhadap panas dan juga tarikan yang kuat dan kencang.
Selain V-Belt tentu saja banyak komponen pada sistem CVT motor matic. Sebelum kita membahas mengenai komponen pada sistem CVT motor matic. Kita akan membahas terlebih dahulu mengenai kelebihan dan kelemahan dari sistem CVT pada motor matic.
Baca Juga : Bagaimana Cara Merawat CVT Motor Matic? Lakukan 4 Hal Ini
Kelebihan Sistem CVT
Sistem CVT merupakan sistem terbaru pada motor matic, berikut beberapa kelebihan atau keunggulan dari sistem CVT yang ada pada motor matic saat ini.
- Perubahan kecepatan dan torsi pada kendaraan dihasilkan secara otomatis
- Tidak perlu memindahkan gigi secara manual karena sistem ini memiliki rasio gigi yang sangat tepat sesuai dengan putaran mesin.
- Tidak menimbulkan hentakan ketika proses pemindahan gigi.
- Perubahan kecepatan sangat lembut seperti memiliki kemampuan mendaki yang relatif baik.
- Sangat cocok untuk digunakan pada jalanan yang macet atau area perkotaan.
Kelemahan Sistem CVT
Setiap sistem pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan sistem CVT ini yang juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, berikut kelemahan pada sistem CVT sebagai berikut.
- Kapsitas torsi yang dapat dicapai relatif lebih terbatas dibandingkan dengan kendaraan sistem transmisi manual. Sehingga tarikan awal agak terasa lemot.
- Apabila terjadi kerusakan, biaya perbaikannya akan relatif lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan transmisi manual.
- Pada sistem CVT terdapat kemungkinan Pulley dan V-Belt terjadi slip sehingga respon transmisi seakan-akan menjadi lebih lambat.
- Tidak cocok untuk kendaraan yang sering digunakan pada medan yang berat atau ekstrem seperti jalanan berlumpur dan daerah pegunungan.
Komponen CVT Beserta Fungsi
Setelah mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan dari sistem CVT, berikut penjelasan mengenai komponen serta fungsi dari CVT motor matic. Simak penjelasan berikut.
1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
Komponen pertama adalah Pulley Primer atau yang biasa disebut dengan Fixed Primary Sheeve. Komponen ini tidak bergerak dan memiliki bentuk sebagai piringan. Yang dimana komponen ini memiliki fungsi utama untuk menahan V-Belt dan juga memperbesar perbandingan rasio.
2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheeve)
Berbeda dari komponen sebelumnya yang tidak bergerak, komponen sekunder ini dapat berputar. Biasanya komponen ini berbahan dasar ringan dengan permukaan yang halus yang bertujuan agar mempermudah belt untuk bergerak.
3. Sliding Primary Sheeve
Apabil Pulley Primer berfungsi sebagai penahan V-Belt, maka fungsi dari komponen ini adalah untuk menekan V-Belt ketika berada pada putaran tinggi karena komponen ini akan bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri.
4. Spacer
Komponen ini memiliki fungsi agar pergeseran dinding puller bagian dalam dapat terjadi dengan cara yang halus dan mulus. Spacer ini akan menjadi poros dinding dalam pulley.
Baca Juga : Lakukan Tiga Hal Ini Pada CVT Supaya Tarikan Motor Lebih Enteng
5. Poros Primer (Primary Shaft)
Komponen selanjutnya adalah poros primer. Komponen ini difungsikan untuk menghubungkan putaran crankshaft atau krug as dari mesin ke pulley primer. Selain itu komponen ini juga tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap, sehingga RPM mesin akan berputar selaras dengan poros utama.
6. Slide Piece
Slide piece pada sistem CVT memiliki fungsi untuk meredam getaran pada rumah roller yang dihasilkan pada saat roller bekerja pada primary sliding sheeve. Jumlah komponen ini biasanya di buah dan apabila komponen ini mengalami kerusakan maka akan menimbulkan suara ketika mesin hidup pada putara idle.
7. Roller (Weight Primary Sheave)
Roller atau pemberat ini berfungsi untuk mengatur pergerakan primary sliding sheeve berdasarkan prinsip gaya centrifugal. Komponen ini akan menjadi bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer ketika terjadi putaran tinggi.
8. V-Belt
V-Belt atau yang biasa dikenal dengan “Vanbelt” memiliki fungsi yang sangat penting pada komponen sistem CVT pada motor matic, karena memiliki fungsi sebagai penghubung putaran dari pulley primer ke pulley sekunder. Selain itu ukuran V-Belt sendiri tidak akan sama antara motor matic dari produsen A dan produsen B.
9. Secondary Sliding Sheave
Secondary sliding sheave ini memiliki fungsi untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder. Komponen ini berbentuk tirus yang memiliki maksud tersendiri yaitu agar pegerakan komponen agar dapat meemngaruhi lebar kecilnya lilitan pada V-Belt.
10. Spring
Ada juga komponen bernama spring atau pegas. Seperti pegas pada umumnya, komponen ini memiliki fungsi untuk dapat mengembalikan posisi pulley yang bergerak agar dapat kembali ke posisi awal.
11. Poros Sekunder (Secondary Shaft)
Poros sekunder pada sistem CVT memiliki fungsi untuk meneruskan putaran dari puller sekunder ke powertrain.
12. Clutch Carrier
Komponen berikutnya adalah clutch carrier yang memiliki fungsi menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi.
13. Clutch Housing
Clutch housing atau yang biasa disebut dengan rumah kopling, memiliki fungsi untuk menyalurkan putaran dari V-Belt serta menerima putaran dari kopling sentrifugal yang nantinya akan diteruskan pada roda belakang motor.
14. Torsi Cam
Pada sistem CVT komponen ini terletak pada bagian drive pulley atau primary pulley, komponen ini memliki fungi sebagai tumpuan dari roller atau pemberat. Komponen ini berperan sangat penting ketika motor menempuh jalan yang menanjak. Karena ketika menanjak beban pada roda belakang motor akan meningkat dan kecepatan menurun.
Ketika hal tersebut terjadi sehingga motor membutuhkan torsi yang lebih besar, disinilah peran torsi cam bekerja yaitu untuk meningkatkan torsi motor. Torsi cam ini akan menahan pulley driven atau secondary pulley untuk tidak langsung menutup agar mesin tidak drop.
15. Gigi Reduksi
Komponen terakhir pada sistem CVT adalah gigi reduksi yang memiliki fungsi untuk menaikkan tenaga dan mengurangi kecepatan putaran yang dibuat oleh CVT. Konsep dari komponen ini adalah mengurangi kecepatan putaran namun melipatgandakan tenaga yang dihasilkan. Lalu tenaga ini akan dikirimkan ke poros roda.
Baca Juga : Ciri-ciri CVT Motor Matic Mulai Bermasalah, Cek Komponen Ini
Demikian penjelasan mengenai fungsi-fungsi komponen pada CVT motor matic. Semoga dengan mengetahui komponen pada sistem CVT ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan dalam bidang otomotif.