momotor.id - Tak seperti motor matic, motor jenis sport dan bebek masih menggunakan gir dan rantai sebagai sistem penggeraknya. Seperti komponen lainnya, gir dan rantai motor juga perlu diganti bila sudah saatnya.
Gir dan rantai berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Seiring waktu pemakaian, performanya bisa menurun. Saat performanya mulai menurun, biasanya ada beberapa gejala yang bisa dirasakan pengendara motor.
Gejala awal gir dan rantai motor sudah perlu diganti yakni terdengar bunyi kasar ketika kendaraan mulai dipacu. Suara ini berasal dari bagian rantai. Untuk menghilangkan suara tersebut, melumasinya kembali atau mengatur keregangannya lagi bisa menjadi solusi.
Kalau masih bisa diatur keregangannya dan suara kasar hilang ketika dilumasi, itu artinya rantai masih dalam kondisi baik dan penggantian belum perlu untuk dilakukan.
Suara ini muncul hanya karena ada tanda-tanda muncul keausan saja. Namun kalau ban bagian belakang sudah ditarik sampai maksimal dan rantai masih saja terlalu renggang, itu pertanda rantai sudah waktunya untuk diganti dengan yang baru.
Lalu, bagaimana untuk bagian gir? Pada bagian gir, cukup mengecek bagian mata girnya. Kalau bagian ujung mata gir sudah meruncing, itu artinya gir sudah waktunya untuk diganti dengan yang baru. Penggantian gir dan rantai biasanya akan dilakukan setiap 25.000 km.
Baca juga: Lima Alasan Mengapa Motor Tak Menggunakan Mesin Diesel Seperti Mobil
Meski begitu, hal ini tergantung juga dari cara berkendara. Ada baiknya jangan menunda-nunda kalau memang sudah waktunya mengganti gir dan rantai. Rantai yang sudah terlalu renggang berisiko putus di jalan kalau terus dipaksakan untuk dipakai berkendara.
Kalau ingin mengganti gir dan rantai, sebaiknya dilakukan bersamaan. Jangan terpisah, supaya performa sistem penggerak tetap bekerja dengan maksimal.
Temukan motor favorit kamu gak pake ribet, download aplikasi adiraku sekarang!