momotor.id - Bambang Soesatyo, ketua IMI, baru saja meresmikan motor listrik baru bernama eMOA. Motor ini dibuat di Indonesia oleh perusahaan PT Baterai Listrik Motorindo yang didirikan bersama pengusaha Korea Selatan.
eMOA hadir dalam dua tipe, E1 dan E2. Keduanya sudah mulai dijual dan dilengkapi dengan garansi baterai selama 2 tahun. Selain pabrik di Cikarang, perusahaan ini juga akan membangun pabrik baru di Bogor.
Dengan adanya pabrik motor listrik ini, diharapkan bisa membuka banyak lapangan kerja. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif sangat banyak.
Bamsoet sangat optimis dengan masa depan motor listrik di Indonesia. Ia melihat potensi pasar yang sangat besar, mengingat jumlah sepeda motor di Indonesia sangat banyak dan pemerintah juga sedang mendorong penggunaan kendaraan listrik.
Saat ini, terdapat sekitar 132,43 juta sepeda motor di negara ini, dan pemerintah sedang mempercepat peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.
Penggunaan motor listrik memiliki banyak keuntungan. Selain lebih ramah lingkungan, motor listrik juga bisa menghemat pengeluaran masyarakat karena biaya pengisian daya jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli bensin.
Dengan peluncuran eMOA, Indonesia semakin dekat dengan target untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi masalah polusi udara.
Pemerintah juga memberikan berbagai insentif, seperti bunga kredit yang rendah dan diskon untuk menambah daya listrik, agar masyarakat lebih tertarik beralih ke kendaraan listrik.
Bambang Soesatyo menambahkan bahwa proyeksi pertumbuhan motor listrik di Indonesia pada 2030 akan mencapai 13 juta unit, dengan rencana pembangunan 31.859 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 67.000 stasiun penukaran baterai (SPBKLU).
Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak hingga 6,03 juta kiloliter.
kSelain itu, transisi ke kendaraan listrik diharapkan dapat menekan emisi karbon hingga 29% pada 2030 dan mencapai emisi nol bersih pada 2060.
Ini penting karena kendaraan berbahan bakar minyak menyumbang sekitar 60% dari polusi udara di Indonesia, yang memproduksi berbagai zat berbahaya seperti karbon monoksida, timbal, nitrogen dioksida, dan karbon dioksida.
Konsumen yang beralih ke kendaraan listrik juga dapat menikmati berbagai keuntungan, seperti kredit khusus dengan bunga rendah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), diskon penambahan daya dari PLN, dan biaya pengisian baterai yang lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional.
Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menghemat pengeluaran dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan dan kesehatan.
Baca juga: Jawa Adalah Kunci, Subsidi Motor Listrik Banyak Terserap di Wilayah Ini