momotor.id - Cairan rem memiliki peran yang sama pentingnya seperti kampas rem pada motor. Hanya memang, interval penggantian komponen ini lebih lama ketimbang kampas rem.
Karena durasi pemakaiannya cukup lama, terkadang beberapa pemilik motor lupa melakukan pemeriksaan dan penggantian cairan ini. Selama bertahun-tahun cairan rem tak pernah diganti hingga mengakibatkan terjadinya endapan dan sudah berubah menjadi lumpur.
Pada motor kekinian saat ini, juga belum ada fitur yang bisa mengecek adanya endapan lumpur dari cairan rem pada tabung reservoir maupun selang rem.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, bisa membuat piston rem macet. Namun bukan artinya motor tak bisa direm. Meski begitu, lama kelamaan komponen lain akan terkena dampaknya dan bisa rusak.
Gejala yang timbul dari kondisi ini bisa dirasakan pengendara motor. Misalnya, tuas rem terasa agak keras atau sangat keras ketika ditarik. Ada juga yang langsung mengalami rem blong saat melakukan pengereman.
Baca juga: Mengenal Tiga Jenis Oli Pada Motor Matic: Bukan Cuma Oli Mesin
Bagi yang motornya sudah menggunakan sistem ABS, cairan rem ini juga mengarah ke kelistrikan. Bila sealnya sampai bocor dan masuk ke modul kelistrikan ABS, bisa menyebabkan kerusakan.
Adapun untuk mencegah hal seperti ini terjadi, pemilik motor bisa melakukan penggantian cairan rem setiap kelipatan 10.000 atau 15.000 km bila digunakan harian. Saat menggantinya, pastikan jangan mengisi di atas batas ketinggian atau di bawahnya. Isi sesuai takaran yang ditentukan.