momotor.id - Memasuki awal tahun 2024, jumlah model motor listrik yang memenuhi syarat untuk mendapat subsidi sebesar Rp7 juta dari pemerintah terus bertambah.
Hingga Januari 2024, tercatat setidaknya ada 50 model motor listrik yang memenuhi persyaratan untuk menerima subsidi. Sebagai informasi, syarat utama yang harus dipenuhi agar produsen mendapat subsidi motor listrik adalah sudah diproduksi di dalam negeri dan memiliki TKDN minimal 40 persen.
Sedangkan bagi konsumen, syarat membeli motor listrik subsidi ini sudah lebih sederhana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah untuk Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Dua.
Dalam pasal 3 aturan tersebut, masyarakat yang ingin membeli motor listrik subsidi hanya perlu memenuhi tiga ketentuan yakni:
- Warga Negara Indonesia
- Berusia paling rendah 17 tahun
- Memiliki e-KTP
Calon konsumen hanya perlu mendatangi dealer untuk membeli model motor listrik yang masuk dalam program subsidi. Potongan harga Rp7 juta yang diterima konsumen nanti akan dibayarkan oleh pemerintah ke pihak produsen motor listrik dalam program ini.
Lalu, apa saja model motor listrik yang kini berhak mendapat subsidi Rp7 juta per Januari 2024? Berikut daftar selengkapnya (harga yang ditampilkan sudah termasuk subsidi).
- Alessa Uno - Rp 10,9 juta (Alessa Motors Nusantara)
- Alessa Duo - Rp 12,9 juta (Alessa Motors Nusanrata)
- Alva One - Rp29,49 juta (Electra Mobilitas Indonesia)
- Alva Cervo ADC-BP AT - Rp35,75 juta (Electra Mobilitas Indonesia)
- Alva Cervo 1 Battery ADC-BP-L1R A/T - Rp30,75 juta (Electra Mobilitas Indonesia)
- Exotic Sterrato - Rp5,59 juta (Roda Pasifik Mandiri)
- Exotic Vito - Rp5,79 juta (Roda Pasifik Mandiri)
- Exotic Mizone - Rp6,19 juta (Roda Pasifik Mandiri)
- Exotic Sprinter AT - Rp7,99 juta (Roda Pasifik Mandiri)
- Exotic Sprinter Pro-Max - Rp7,99 juta (Roda Pasifik Mandiri)
- Enine T1 + Lit - Rp12,999 juta (Ninetology Indonesia)
- Enine V5 Lit - Rp15 juta (Ninetology Indonesia)
- ECGO 3 A/T - Rp15,9 juta (Green City Traffic)
- ECGO 5 A/T - Rp12,9 juta (Green City Traffic)
- Gesits G1 - Rp21,97 juta (Wika Industri Manufaktur)
- Gesits Raya - Rp20,9 juta (Wika Industri Manufaktur)
- Greentech Scood - Rp9,5 juta (Greentech Global Engineering)
- Greentech Aero - Rp8,9 juta (Greentech Global Engineering)
- Greentech VP - Rp9,7 juta (Greentech Global Engineering)
- Honda EM 1 e: - Rp33 juta (Astra Honda Motor)
- Jarvis Morgan - Rp12,9 juta (Jarvis Listas Mandiri)
- Polytron Fox-R - Rp13,5 juta (Hartono Istana Teknologi)
- Quest Atom - Rp20,95 juta (Ide Inovatif Bangsa)
- Rakata S9 - Rp13,5 juta (Artas Rakata Indonesia)
- Rakata X5 - Rp15,1 juta (Artas Rakata Indonesia)
- Selis Agats SLA - Rp9,49 juta (Juara Bike)
- Selis Agats - Rp15,9 juta (Juara Bike)
- Selis Emax - Rp13,5 juta (Juara Bike)
- Selis Go Plus - Rp22,499 juta (Juara Bike)
- Smoot Tempur - Rp11,5 juta (Smoot Motor Indonesia)
- Smoot Zuzu - Rp12,9 juta (Smoot Motor Indonesia)
- United T1800 - Rp23,5 juta (Terang Dunia Internusa)
- United TX1800 - Rp26,9 juta (Terang Dunia Internusa)
- United TX3000 - Rp42,9 juta (Terang Dunia Internusa)
- United MX1200 AT - Rp8,8 juta (Terang Dunia Internusa)
- Uwinfly N9 Pro Smart - Rp8,39 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Uwinfly T3 Smart - Rp6,39 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Uwinfly GN Smart - Rp5,99 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Uwinfly T5 Smart - Rp9,99 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Uwinfly BW Smart - Rp7,79 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Uwinfly X6 Smart - Rp15 juta (Uwinfly Indonesia Industries)
- Volta 401 - Rp9,95 juta (Volta Indonesia Semesta)
- Volta 402 - Rp11,1 juta (Volta Indonesia Semesta)
- Volta 403 - Rp11,95 juta (Volta Indonesia Semesta)
- Viar New Q1 - Rp14,52 juta (Triangle Motorindo)
- Viar NX - Rp7,32 juta (Triangle Motorindo)
- Viar EV1 - Rp9,32 (Triangle Motorindo)
- Yadea T9 - Rp14,5 juta (National Assembler)
- Yadea G6 - Rp20,5 juta (National Assembler)
Adapun Kementerian Perindustrian pada awal 2024 ini menyatakan bahwa serapan program subsidi untuk pembelian sepeda motor listrik berbasis baterai masih jauh dari target.
Menurut Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian, serapan dari program tersebut baru mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp78 miliar. Padahal targetnya sebesar 200 ribu unit dengan total anggaran Rp1,4 triliun.
Salah satu penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik, kata Agus, terkait kemampuan dari komponen baterai. Pengisian daya yang dinilai terlalu lama membuat minat masyarakat akan motor listrik menjadi rendah.
Baca juga: Ngecas Motor Listrik Honda EM1 e: di Rumah, Perlu Berapa VA Supaya MCB Gak Jeglek Pas Lagi Nyetrika?
Atas hal itu, Kemenperin menjalin komunikasi dengan para produsen sepeda motor listrik untuk menetapkan standarisasi. "Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Jadi komponen tersebut harus bisa memiliki durasi yang lama, panjang, dan baterainya harus bisa mudah di charge," ujar Agus.
Agus menambahkan, pihaknya yakin program subsidi motor listrik untuk tahun fiskal 2024 bisa dicapai. Untuk tahun 2024, alokasi anggaran untuk program pembelian motor listrik sebanyak 50.000 unit dengan total anggaran Rp350 miliar.