News & Article

Menarik, Begini Cara Kerja dan Fungsi CDI pada Sepeda Motor

04/08/2022, 15:23 WIB

By Rafii Lano

featured-image

momotor.id – Sistem pengapian merupakan salah satu sistem yang penting dalam rangkaian sistem di sepede motor. Sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan terbagi menjadi dua yaitu yang konvensional hingga pengapian elektronik

Salah satu sistem pengapian elektronik yang sering digunakan pada motor jaman sekarang adalah sistem pengapian CDI. Sistem pengapian CDI atau Capacitor Discharge Ignition diketahui lebih menguntungkan dibanding sistem pengapian konvensional.

Karena memiliki peran yang sangat penting pada sepeda motor, sudah seharusnya kita sebagai pengendara sepeda motor mengetahui bagaimana sistem pengapian ini bekerja pada kendaraan kita.

Hal ini bertujuan untuk, apabila terjadi kerusakan atau masalah pada sistem pengapian sepeda motor kita, kita sudah tahu bagian mana yang seharusnya diperbaiki. Berikut kami akan menjelaskan tentang pengertian, fungsi, sistem pengapian, cara kerja sampai komponen sistem pengapian CDI.

Baca Juga : Jangan Panik, Berikut Cara Mengatasi Mesin Motor Yang Cepat Panas

Pengertian CDI (Capacitor Discharge Ignition)

CDI atau Capacitor Discharge Ignition merupkana salah satu komponen pada sepeda motor yang memiliki peran yang sangat penting terutama dalam sistem pengapian. CDI harus berfungsi dengan baik agar sepeda motor dapat menyala.

Pada umumnya sepeda motor dapat melakukan pembakaran yang sempurna apabila percikan api yang dihasilkan oleh busi terintegrasi melalui CDI. Sehingga komponen ini sangat vital karena memengaruhi peforma pada mesin.

Kalau dilihat dari bentuk fisiknya, komponen ini memiliki bentuk yang simpel dan tepat digunakan pada mesin motor yang dimana tidak memiliki ruang yang cukup luas. Pengertian CDI untuk sepeda motor dan mobil itu sama.

Fungsi CDI (Capacitor Discharge Ignition)

Setelah kita mengetahui tentang pengertian dari CDI, berikut penjelasan terkait fungsi dari CDI. CDI ini memilki fungsi yang sangat vital pada sistem pengapian kendaraan bermotor serta juga memengaruhi performa mesin motor itu sendiri.

CDI berfungsi untuk mengatur waktu pengapian pada busi yang nantinya akan memacu pembakaran di ruang pembakaran pada mesin motor, hal ini menyebabkan pengapian dapat melakukan pembakaran bahan bakar dengan optimal.

Selain itu fungsi CDI juga bukan hanya untuk menyalakan kendaraan bermotor saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga gerak laju motor. Jenis dan kualitas CDI ini dapat memengaruhi laju motor sehingga kita harus memerhatikan hal ini.

Sistem Pengapian pada CDI

Sistem pengapian pada CDI terbagi menjadi dua sistem. Yang pertama adalah CDI AC dan yang kedua adalah CDI DC. Kedua sistem ini memiliki fungsi dan cara kerja yang sama. Namun untuk komponen dan sistem yang dijalankan berbeda. Berikut penjelasannya secara singkat.

Pengertian Sistem CDI AC

Sistem ini menggunakan tegangan utama dari alternator atau spul, yang dimana menghasilkan arus bolak-balik atau biasa juga disebut arus AC yang nantinya akan digunakan pada CDI. Pada sistem ini memiliki komponan dioda yang berfungsi untuk mengubah arus menjadi satu arah atau arus DC.

Kelebihan CDI AC

  • Arus yang digunakan berasal dari spull CDI
  • Memiliki Spull CDI sendiri untuk mengalirkan arus ke CDI
  • Komponennya tidak berhubungan dengan sistem pengisian
  • Memiliki umur yang panjang
  • Harga relatif lebih murah

Kekurangan CDI AC

  • Arus yang dihasilkan tidak tetap, membuat mesin bekerja lebih keras
  • Arus yang keluar tergantung dari putara mesin
  • Kawat email di spill sering terbakara karena overheat.

Pengertian Sistem CDI DC

Sistem DC ini lebih simpel dibandingkan sistem AC, karena tidak adanya komponen rectifier membuat arus listrik yang didapatkan langsung searah, selain itu arus listrik ini didapatkan dari kiprok.

Dioda yang berfungsi untuk mengubah arus tidak ada pada sistem ini, karena dari awal arusnya sudah searah. Sehingga kalau kita lihat kedua sistem ini memiliki rangkaian yang kurang lebih sama namun hanya sistem yang berbeda.

Kelebihan CDI DC

  • Menggunakan arus listrik searah yang berasal dari aki
  • Arus stabil walaupun pada putaran rendah
  • Spull jarang mati atau rusak

Kekurangan CDI DC

  • Sangat sensitif terhadap konsleting
  • Jika aki tidak mengalirkan arus 11-12 volt akan memengaruhi kinerja CDI
  • Jika kiprok masih sehat bisa digunakan walau tanpa aki
  • Harga relatif lebih mahal

Perbedaan CDI dengan Sistem Pengapian Lain

Sistem pengapian CDI selain dibedakan berdasarkan jenisnya, ada beberapa hal lain yang membedakan sistem pengapian CDI dengan sistem pengapian lainnya. Berikut perbedaannya.

  • Perbedaan pertama yaitu, pada sistem pengapian CDI memiliki aliran arus listrik yang bertegangan tinggi. Hal ini bertujuan untuk agar dapat menghasilkan output yang besar.
  • Sistem pengapian biasa menggunakan metode pemutusan arus
  • Perbedaan ketiga yaitu CDI menciptakan sistem yang lebih awet dan tahan lama, karena tidak ada komponen yang bergesekan satu sama lain, yang dapat menimbulkan kerusakan. Sehingga tidak perlu penyetelan secara rutin

Baca Juga : Mengetahui Perbedaan Kiprok Yamaha, Honda, Suzuki dan Kawasaki

Cara Kerja CDI pada Motor

Setelah kita mengetahui pengertian, fungsi dan sistem pengapian pada CDI, alangkah baiknya kita mengetahui juga cara kerja dari CDI tersebut. Cara kerja sistem CDI ini terbagi menjadi dua jenis yaitu sederhana dan modern.

Versi modern menggunakan komponen pulse igniter yang memiliki fungsi mengirim sinyal PWM sesuai dengan waktu mesin bekerja, sedangkan untuk versi sederhana menggunakan komponen platina. 

Platina ini memiliki fungsi untuk mengalirkan arus pada kapasitor. CDI tidak akan bekerja sebelum kontak motor sudah menyala atau on. Dari hal ini maka terciptanya aliran arus baterai CDI.

Ketika kunci kontak sudah menjadi on komponen CDI belum bisa bekerja. Ketika mesin sudah dihidupkan baru mulai bekerja dan sinyal akan dikirimkan ke PWM dari pick up coil. Sinyal yang dikirimkan ini sesuai dengan RPM mesin, lalu muncul pulse tertentu yang dikirimkan ke SCR.

SCR membuat arus kapasitor dialihkan. Ketika rangkaian baterai terputus menyebabkan kapasitor langsung terhubung ke ignition coil. Sehingga secara otomatis muncul magnet pada kumparan primer yang besar yang memiliki output besar dan menciptakan percikan api.

Dari percikan api inilah pembakaran pada ruang pembakaran mesin bisa terjadi dan mesin akan langsung menyala.

Komponen pada Sistem Pengapian CDI

Pada sistem pengapian CDI memiliki berbagai macam komponen yang saling bekerja secara sinergi satu sama lainnya. Berikut ini komponen yang ada pada sistem pengapian CDI beserta fungsinya.

1. Baterai atau Aki

Komponen ini memiliki fungsi sebagai penyedia awal arus listrik untuk mengisi kapasitor ketika kontak kendaraan diubah menjadi on. 

2. CDI Unit

Komponen ini merupakan komponen yang terintegrasi diantaranya dioda, resistor, thrysistor dan kapasitor yang menjadi bagian utama, dimana kapasitor menjadi komponen utama pada sistem CDI.

Kapasitor merupkana komponen elektronika yang dapat menyimpan arus dalam voltas yang lebih besar lalu dibagikan. Kurang lebih mirip seperti baterai namun bentuk fisiknya lebih kecil. Selain itu di dalam CDI juga ada komponen SCR yang memiliki fugsi sebagai pengatur aliran arus kapasitor yang tepat dengan pulse igniter. 

3. Voltage Converter

Komponen ini memiliki fungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk mengisi kapasitor. Komponen ini bekerja seperti trafo step up yang bertujuan untuk meningkatkan tegangan primer.

Tegangan yang awalnya 12 volt diubah menjadi 300 volt. Komponen ini menjadi peran penting untuk membuat daya dari CDI lebih besar dibandingkan sistem pengapian yang biasa.

4. Pulse Igniter

Komponen ini biasanya disebut juga dengan pick up coil yang memiliki fungsi untuk mengirim trigger dalam bentuk sinyal PMW. Sinyal ini memiliki fungsi untuk menentukan kapan waktu untuk dischare kapasitor.

5. Ignition Coil

Komponen ini berfungsi untuk menggandakan arus output dari CDI yang awalnya 12 volt menjadi 20 Kv atau lebih, yang bertujuan untuk memicunya percikan api.

6. Busi

Komponen terakhir ini adalah busi, yang dimana memiliki fungsi untuk menghasilkan bunga api. Komponen ini dapat menghasilkan bunga api karena adanya celah antar elektroda dan masa. 

Baca Juga : Jangan Asal Ganti, Ketahui Dulu Jenis-jenis Busi Motor Sesuai Kubikasi Mesin

Berikut penjelasan secara singkat mengenai CDI pada sepeda motor. Fungsi dari CDI ini tidak boleh dianggap remeh karena tanpa adanya CDI pada kendaraan kita maka kendaraan kita tidak bisa menyala.

CDI Motor
Fungsi CDI
Info Otomotif
Motor
Tips and Trick

Platform Jual Beli Motor
Proses Cepat, Tanpa Ribet