momotor.id - Konsumen sepeda motor tentu mengetahui bahwa besaran cc tiap model berbeda-beda. Perbedaan cc tiap model motor ini sudah diperhitungkan oleh pabrikan dan tidak asal-asalan.
Istilah cc merupakan salah satu indikator untuk menilai performa dan kekuatan kendaraan. Semakin besar cc, maka semakin besar tenaga yang disemburkan.
Setiap motor memiliki ruang bakar berbentuk tabung dengan ukuran yang berbeda. Ukuran cc ini dipakai sebagai satuan untuk menyatakan ukuran ruang bakar atau volume ruang bakar tersebut.
Lantas, mengapa cc tiap motor bisa berbeda-beda? Ada beberapa faktor yang akan menentukan nilai cc tersebut sehingga menghasilan perbedaan dari tiap model motor. Besaran cc ini tidak dikeluarkan asal-asalan oleh pabrikan yang memproduksi motor.
Jika cc motor dibuat kecil, biasanya motor tersebut didesain agar lebih hemat energi saat digunakan. Sebaliknya, apabila cc motor dibuat besar maka motor tersebut didesain untuk memiliki performa yang jauh lebih bertenaga.
Besaran cc motor akan ditentukan oleh tujuan dari pemakaian motor itu sendiri. Kapasitas mesin akan dibuat mengikuti tujuan motor tersebut dan hal inilah yang berpengaruh pada besar kecilnya cc motor.
Itu sebabnya calon konsumen perlu mengetahui besaran cc motor agar memahami peruntukannya. Misalnya, untuk kebutuhan komuter jarak dekat, maka motor dengan kubikasi 110 cc atau 125 cc dirasa sudah lebih dari cukup.
Sedangkan bila kebutuhannya sering bepergian jarak jauh, maka motor dengan kubikasi 150 cc ke atas rasanya bisa mengakomodir kebutuhan tersebut mengingat banyaknya jenis medan jalanan yagn bakal dilalui.
Baca juga: Trik Mencuci Mesin Motor: Bisa Dilakukan di Rumah, Siapkan Dulu Peralatan Ini
Adapun bila pemilik motor ingin melakukan modifikasi bore up atau stroke up, maka penghitungan cc ini harus dilakukan dengan teliti. Tujuannya agar memahami betul seberapa banyak perubahan yang akan diterapkan di ruang bakar.
Jika terjadi kesalahan saat menghitung cc sebelum modifikasi, ada beberapa efek negatif yang bisa terjadi. Seperti performa mesin malah tidak optimal, terjadi kebocoran, atau konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.